Social Icons

Rabu, 28 September 2011

Tugas Biologi Kultur Jaringan

Kelompok       : 1. Apri Dede Waskono                    Kelas   : XI IPA 1
                        2. Eman Tryoso
                        3. Lilis Karlina
                        4. Nanda Tresna P
KULTUR JARINGAN
Kultur jaringan dalam bahasa asing disebut sebagai tissue culture. Kultur adalah budidaya dan jaringan adalah sekelompok sel yang mempunyai bentuk dan fungsi yang sama. jadi, kultur jaringan berarti membudidayakan suatu jaringan tanaman menjadi tanaman kecil yang mempunyai sifat seperti induknya.Kultur jaringan akan lebih besar presentase keberhasilannya bila menggunakan jaringan meristem. Jaringan meristem adalah jaringan muda, yaitu jaringan yang terdiri dari sel-sel yang selalu membelah, dinding tipis, plasmanya penuh dan vakuolanya kecil-kecil. Kebanyakan orang menggunakan jaringan ini untuk tissue culture. Sebab, jaringan meristem keadaannya selalu membelah, sehingga diperkirakan mempunyai zat hormon yang mengatur pembelahan.
Kultur jaringan merupakan salah satu cara perbanyakan tanaman secara vegetatif. Kultur jaringan merupakan teknik perbanyakan tanaman dengan cara mengisolasi bagian tanaman seperti daun, mata tunas, serta menumbuhkan bagian-bagian tersebut dalam media buatan secara aseptik yang kaya nutrisi dan zat pengatur tumbuh dalam wadah tertutup yang tembus cahaya sehingga bagian tanaman dapat memperbanyak diri dan bergenerasi menjadi tanaman lengkap. Prinsip utama dari teknik kultur jaringan adalah perbayakan tanaman dengan menggunakan bagian vegetatif tanaman menggunakan media buatan yang dilakukan di tempat steril.
Metode kultur jaringan dikembangkan untuk membantu memperbanyak tanaman, khususnya untuk tanaman yang sulit dikembangbiakkan secara generatif. Bibit yang dihasilkan dari kultur jaringan mempunyai beberapa keunggulan, antara lain: mempunyai sifat yang identik dengan induknya, dapat diperbanyak dalam jumlah yang besar sehingga tidak terlalu membutuhkan tempat yang luas, mampu menghasilkan bibit dengan jumlah besar dalam waktu yang singkat, kesehatan dan mutu bibit lebih terjamin, kecepatan tumbuh bibit lebih cepat dibandingkan dengan perbanyakan konvensional.
Teori Dasar Kultur Jaringan
a. Sel dari suatu organisme multiseluler di mana pun letaknya, sebenarnya sama dengan  sel zigot karena berasal dari satu sel tersebut (Setiap sel berasal dari satu sel).
b. Teori Totipotensi Sel (Total Genetic Potential), artinya setiap sel memiliki potensi genetik seperti zigot yaitu mampu memperbanyak diri dan berediferensiasi menjadi tanaman lengkap.                                                   
Aplikasi Teknik Kultur Jaringan dalam Bidang Agronomi
a.    Perbanyakan vegetatif secara cepat (Micropropagation).
b.    Membersihkan bahan tanaman/bibit dari virus
c.    Membantu program pemuliaan tanaman (Kultur Haploid, Embryo Rescue, Seleksi In Vitro, Variasi Somaklonal, Fusiprotoplas, Transformasi Gen /Rekayasa Genetika Tanaman dll).
d.    Produksi metabolit sekunder.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Regenerasi
1.  Bentuk Regenerasi dalam Kultur In Vitro : pucuk aksilar, pucuk adventif, embrio somatik, pembentukan protocorm like bodies, dll
2. Eksplan ,adalah bagian tanaman yang dipergunakan sebagai bahan awal untuk perbanyakan tanaman. Faktor eksplan yang penting adalah genotipe/varietas, umur eksplan, letak pada cabang, dan seks (jantan/betina). Bagian tanaman yang dapat digunakan sebagi eksplan adalah pucuk muda, batang muda, daun muda, kotiledon, hipokotil, endosperm, ovari muda, anther, embrio, dll.
3.  Media Tumbuh, Di dalam media tumbuh mengandung komposisi garam anorganik, zat pengatur tumbuh, dan bentuk fisik media. Terdapat 13 komposisi media dalam kultur jaringan, antara lain: Murashige dan Skoog (MS), Woody Plant Medium (WPM), Knop, Knudson-C, Anderson dll. Media yang sering digunakan secara luas adalah MS.
4.  Zat Pengatur Tumbuh Tanaman. Faktor yang perlu diperhatikan dalam penggunaan ZPT adalah konsentrasi, urutan penggunaan dan periode masa induksi dalam kultur tertentu. Jenis yang sering digunakan adalah golongan Auksin seperti Indole Aceti Acid(IAA), Napthalene Acetic Acid (NAA), 2,4-D, CPA dan Indole Acetic Acid (IBA). Golongan Sitokinin seperti Kinetin, Benziladenin (BA), 2I-P, Zeatin, Thidiazuron, dan PBA. Golongan Gibberelin seperti GA3. Golongan zat penghambat tumbuh seperti Ancymidol, Paclobutrazol, TIBA, dan CCC.
5. Lingkungan Tumbuh. Lingkungan tumbuh yang dapat mempengruhi regenerasi tanaman meliputi temperatur, panjang penyinaran, intensitas penyinaran, kualitas sinar, dan ukuran wadah kultur.

Tahapan yang dilakukan dalam perbanyakan tanaman dengan teknik kultur   jaringan adalah :
     
1) Pembuatan media
      2) Inisiasi
      3) Sterilisasi
      4) Multiplikasi
      5) Pengakara

6) Aklimatisasi
*      Media merupakan faktor penentu dalam perbanyakan dengan kultur jaringan. Komposisi media yang digunakan tergantung dengan jenis tanaman yang akan diperbanyak. Media yang digunakan biasanya terdiri dari garam mineral, vitamin, dan hormon. Selain itu, diperlukan juga bahan tambahan seperti agar, gula, dan lain-lain. Zat pengatur tumbuh (hormon) yang ditambahkan juga bervariasi, baik jenisnya maupun jumlahnya, tergantung dengan tujuan dari kultur jaringan yang dilakukan. Media yang sudah jadi ditempatkan pada tabung reaksi atau botol-botol kaca. Media yang digunakan juga harus disterilkan dengan cara memanaskannya dengan autoklaf.                                                           

Biasanya, komposisi media yang digunakan adalah sebagai berikut :
*      Inisiasi adalah pengambilan eksplan dari bagian tanaman yang akan dikulturkan. Bagian tanaman yang sering digunakan untuk kegiatan kultur jaringan adalah tunas.
*      Sterilisasi adalah bahwa segala kegiatan dalam kultur jaringan harus dilakukan di tempat yang steril, yaitu di laminar flow dan menggunakan alat-alat yang juga steril. Sterilisasi juga dilakukan terhadap peralatan, yaitu menggunakan etanol yang disemprotkan secara merata pada peralatan yang digunakan. Teknisi yang melakukan kultur jaringan juga harus steril.
*      Multiplikasi adalah kegiatan memperbanyak calon tanaman dengan menanam eksplan pada media. Kegiatan ini dilakukan di laminar flow untuk menghindari adanya kontaminasi yang menyebabkan gagalnya pertumbuhan eksplan. Tabung reaksi yang telah ditanami ekplan diletakkan pada rak-rak dan ditempatkan di tempat yang steril dengan suhu kamar.
*      Pengakaran adalah fase dimana eksplan akan menunjukkan adanya pertumbuhan akar yang menandai bahwa proses kultur jaringan yang dilakukan mulai berjalan dengan baik. Pengamatan dilakukan setiap hari untuk melihat pertumbuhan dan perkembangan akar serta untuk melihat adanya kontaminasi oleh bakteri ataupun jamur. Eksplan yang terkontaminasi akan menunjukkan gejala seperti berwarna putih atau biru (disebabkan jamur) atau busuk (disebabkan bakteri).
*      Aklimatisasi adalah kegiatan memindahkan eksplan keluar dari ruangan aseptic ke bedeng. Pemindahan dilakukan secara hati-hati dan bertahap, yaitu dengan memberikan sungkup. Sungkup digunakan untuk melindungi bibit dari udara luar dan serangan hama penyakit karena bibit hasil kultur jaringan sangat rentan terhadap serangan hama penyakit dan udara luar.
Setelah bibit mampu beradaptasi dengan lingkungan barunya maka secara bertahap sungkup dilepaskan dan pemeliharaan bibit dilakukan dengan cara yang sama dengan pemeliharaan bibit generatif.
Keunggulan inilah yang menarik bagi produsen bibit untuk mulai mengembangkan usaha kultur jaringan ini. Saat ini sudah terdapat beberapa tanaman kehutanan yang dikembangbiakkan dengan teknik kultur jaringan, antara lain adalah: jati, sengon, akasia, dll.
Bibit hasil kultur jaringan yang ditanam di beberapa areal menunjukkan pertumbuhan yang baik, bahkan jati hasil kultur jaringan yang sering disebut dengan jati emas dapat dipanen dalam jangka waktu yang relatif lebih pendek dibandingkan dengan tanaman jati yang berasal dari benih generatif, terlepas dari kualitas kayunya yang belum teruji di Indonesia. Hal ini sangat menguntungkan pengusaha karena akan memperoleh hasil yang lebih cepat.



TEKNIK KULTUR JARINGAN :
  • Teknik kultur jaringan sangat sederhana, yaitu suatu sel atau irisan jaringan tanaman yang sering disebut eksplan secara aseptik diletakkan dan dipelihara dalam medium pada atau cair yang cocok dan dalam keadaan steril. dengan cara demikian sebaian sel pada permukaan irisan tersebut akan mengalami proliferasi dan membentuk kalus. Apabila kalus yang terbentuk dipindahkan kedlam medium diferensiasi yang cocok, maka akan terbentuk tanaman kecil yang lengkap dan disebut planlet. Dengan teknik kultur jaringan ini hanya dari satu irisan kecil suatu jaringan tanaman dapat dihasilkan kalus yang dapat menjadi planlet dalam jumlah yang besar.
  • Pelaksanaan teknik kultur jaringan tanaman ini berdasarkan teori sel sperti yang dikemukakan oleh Schleiden, yaitu bahwa sel mempunyai kemampuan autonom, bahkan mempunyai kemampuan totipotensi.
  • Totipotensi adalah kemampuan setiap sel, darimana saja sel tersebut diambil, apabila diletakkan dilingkungan yangsesuai akan tumbuh menjadi tanaman yang sempurna.Teknik kultur jaringan akan berhasil dengan baik.
    Syarat-syarat yang Diperlukan:
    ·       Pemilihan eksplan sebagai bahan dasar untuk pembentukkan kalus
    ·       Penggunaan medium yang cocok
    ·       Keadaan yang aseptik dan pengaturan udara yang baik terutama untuk kultur cair. Meskipun pada prinsipnya semua jenis sel dapat ditumbuhkan, tetapi sebaiknya dipilih bagian tanaman yang masih muda dan mudah tumbuh yaitu bagian meristem, seperti: daun muda, ujung akar, ujung batang, keping biji dan sebagainya. Bila menggunakan embrio bagian bji-biji yang lain sebagai eksplan, yang perlu diperhatikan adalah kemasakan embrio, waktu imbibisi, temperatur dan dormansi.
    KEUNTUNGAN PEMANFAATAN KULTUR JARINGAN
    • Pengadaan bibit tidak tergantung musim
    • Bibit dapat diproduksi dalam jumlah banyak dengan waktu yang relatif lebih cepat  (dari satu mata tunas yang sudah respon dalam 1 tahun dapat dihasilkan minimal 10.000 planlet/bibit)
    • Bibit yang dihasilkan seragam
    • Bibit yang dihasilkan bebas penyakit (menggunakan organ tertentu)
    • Biaya pengangkutan bibit relatif lebih murah dan mudah
    • Dalam proses pembibitan bebas dari gangguan hama, penyakit, dan deraan lingkungan  lainnya
    • Dapat diperoleh sifat-sifat yang dikehendaki
    • Metabolit sekunder tanaman segera didapat tanpa perlu menunggu tanaman dewasa.
     KEKURANGAN PEMANFAATAN KULTUR JARINGAN
    • Bagi orang tertentu, cara kultur jaringan dinilai mahal dan sulit.
    • Membutuhkan modal investasi awal yang tinggi untuk bangunan (laboratorium  khusus), peralatan dan perlengkapan.
    • Diperlukan persiapan SDM yang handal untuk mengerjakan perbanyakan kultur jaringan agar dapat memperoleh hasil yang memuaskan
    • Produk kultur jaringan pada akarnya kurang kokoh.
Read More..

Selasa, 13 September 2011

Kisah Nabi Daud As

17. Daud AS


Nabi Daud AS adalah salah seorang nabi dari Bani Israil, yaitu dari sibith Yahuda. Ia merupakan keturunan ke-13 dari Nabi Ibrahim AS.
Thalut Sang Raja

Sesudah Nabi Harun dan Nabi Musa wafat, kaum Bani Israil dipimpin oleh Nabi Yusya’ bin Nun, yang memang telah ditunjuk oleh Nabi Musa untuk menggantikan beliau sesaat sebelum kewafatannya. Berkat kepemimpinan Yusya’ bin Nun mereka dapat menguasai tanah Palestina dan bertempat tinggal di istana. Namun setelah Yusya bin Nun wafat, mereka terpecah belah. Isi kitab Taurat berani mereka rubah dan ditambah-tambah. Mereka sering bersilang pendapat sesama mereka sendiri, hingga akhirnya hilanglah kekuatan persatuan mereka. Tanah Palestina diserbu dan dikuasai bangsa lain.

Bani Israil menjadi bangsa jajahan yang tertindas. Mereka merindukan datangnya seorang pemimpin yang tegas dan gagah berani untuk melawan penjajah. Pada suatu hari, mereka pergi menemui Nabi Samuel untuk meminta petunjuk. “Wahai Samuel, angkatlah salah seorang di antara kami sebagai Raja yang akan memimpin kita berperang melawan penjajah.”
Tetapi Nabi Samuel menjawab, “Aku khawatir bila sudah mendapat pemimpin yang dipilih Allah, kalian justru tidak mau berangkat perang.”
“Kita sudah lama menjadi bangsa tertindas,” kata mereka. “Kita tidak mau menderita lebih lama lagi.”

Karena didesak oleh kaumnya, Nabi Samuel kemudian berdoa kepada Allah SWT agar menetapkan satu di antara mereka menjadi pemimpin. Doa Nabi Samuel dikabulkan, Allah memilih Thalut sebagai Raja yang memimpin mereka. Tapi ternyata begitu mendengar nama Thalut diucapkan oleh Nabi Samuel, mereka justru menolak dengan alasan bahwa Thalut tidak begitu dikenal, ia hanya seorang petani biasa yang sangat miskin.
Nabi Samuel kemudian menjelaskan bahwa walaupun Thalut itu petani biasa, namun ia pandai strategi perang, tubuhnya kekar dan kuat, dan pandai tentang ilmu tata negara. Baru akhirnya mereka mau menerima Thalut sebagai Raja mereka.
Kisah Jalut dan Daud

Thalut mengajak orang-orang yang tak punya ikatan rumah tangga dan perdagangan ke medan perang. Dengan memilih orang-orang terbaik itu, ia berharap mereka dapat memusatkan diri pada pertempuran dan tak terganggu dengan urusan rumah tangga dan perdagangan.

Salah seorang anak muda yang ikut dalam barisan Thalut adalah seorang remaja bernama Daud. Ia diperintah oleh ayahnya untuk menyertai kedua kakaknya yang maju ke medan perang. Daud tidak diperkenankan maju ke garis depan, ia hanya ditugaskan untuk melayani kedua kakaknya. Tempatnya di garis belakang. Jika kakaknya lapar atau haus, dialah yang melayani dan menyiapkan makanan dan minuman bagi mereka.

Tentara Thalut sebenarnya tidak seberapa banyak. Jauh lebih banyak dan lebih besar tentara Jalut Sang Penindas (Goliath). Jalut sendiri adalah seorang panglima perang yang bertubuh besar seperti raksasa. Setiap orang yang berhadapan dengannya selalu binasa. Tentara Thalut gemetar saat melihat keperkasaan musuh-musuhnya itu. Demi melihat tentaranya ketakutan, Thalut berdoa kepada Allah, “Ya Tuhan kami, curahkanlah kesabaran atas diri kami, dan kokohkanlah pendirian kami, dan tolonglah kami terhadap orang-orang yang kafir.”

Maka dengan kekuatan doa itu mereka menyerbu tentara Jalut. Tak mengira lawan yang berjumlah sedikit itu mempunyai keberanian bagaikan singa terluka, akhirnya pasukan Jalut dapat diporak-porandakan dan lari tercerai berai.

Tinggallah Jalut Sang Panglima dan beberapa pengawalnya yang masih tersisa. Thalut dan pengikutnya tak berani berhadapan dengan raksasa itu. Lalu Thalut mengumumkan, siapa yang dapat membunuh Jalut maka ia akan diangkatnya sebagai menantu. Tak disangka dan diduga, Daud yang masih berusia remaja tampil ke depan, minta izin kepada Thalut untuk menghadapi Jalut. Mula-mula Thalut ragu, mampukah Daud yang masih sangat belia itu mengalahkan Jalut? Namun setelah didesak oleh Daud, akhirnya ia mengizinkan anak muda itu maju ke medan perang.

Dari kejauhan Thalut mengawasi sepak terjang Daud yang menantang Jalut. Jalut memang sombong. Ia telah berteriak berkali-kali, menantang orang-orang Israil untuk berperang tanding. Ia juga mengejek bangsa Israil sebagai bangsa pengecut dan hinaan-hinaan lainnya yang menyakitkan hati.
Tiba-tiba Daud muncul di hadapan Jalut. Jalut tertawa terbahak-bahak melihat anak muda itu menantangnya duel. Daud tidak membawa senjata tajam. Senjatanya hanya ketapel. Berkali-kali Jalut melayangkan pedangnya untuk membunuh Daud, namun Daud dapat menghindar dengan gesitnya. Pada suatu kesempatan, Daud berhasil melayangkan peluru ketapelnya tepat di antara kedua mata Jalut.
Jalut berteriak keras, roboh dengan dahi pecah, dan tewaslah ia. Dengan demikian menanglah pasukan Thalut melawan Jalut. Sesuai janji, Daud lalu diangkat sebagai menantu Raja Thalut. Ia dinikahkan dengan putri Thalut yang bernama Mikyai.
Daud menjadi Raja

Disamping menjadi menantu Raja, Daud juga diangkat sebagai penasihatnya. Ia dihormati semua orang, bahkan rakyatnya seolah lebih menghormati Daud daripada Thalut. Hal ini membuat Thalut iri hati. Karenanya ia berusaha mencelakakan Daud ke medan perang yang sulit. Daud ditugaskan membasmi musuh yang jauh lebih kuat dan lebih besar jumlahnya. Namun Daud justru memenangkan pertempuran itu dan kembali ke istana dengan disambut luapan kegembiraan rakyatnya.

Thalut makin merasa iri dan tersaingi atas kepopuleran Daud di mata rakyatnya. Ia terus mencoba membunuh dan menyingkirkan Daud dengan berbagai cara, namun selalu menemui kegagalan. Daud seolah selalu dilindungi Allah.

Akhirnya terjadilah perang Jalbu’ antara Thalut dan Daud serta pendukung mereka. Dalam peperangan itu Thalut tewas. Setelah kematian Thalut dan putra mahkotanya yang juga mati dalam pertempuran tsb, maka rakyat langsung mengangkat Daud sebagai Raja Israil.
Mukjizat Nabi Daud AS

Allah SWT menurunkan kitab Zabur bagi Nabi Daud AS. Selain Zabur, keistimewaan Nabi Daud AS lainnya adalah setiap pagi dan senja gunung-gunung bertasbih atas perintah Allah SWT mengikuti tasbihnya. Nabi Daud AS juga memahami bahasa burung-burung. Binatang juga mengikuti tasbih Nabi Daud AS.
Keistimewaannya dalam beribadah ini diterangkan dalam surat Shâd: 17-19 dan Saba’: 10.

Selain itu kerajaannya yang kuat belum pernah sekalipun dapat terkalahkan. Sebaliknya, Nabi Daud AS selalu mendapat kemenangan dari semua lawannya. Ia menduduki takhta kerajaan selama 40 tahun.

Diantaranya mukjizatnya adalah Nabi Daud dapat melunakkan besi seperti lilin, kemudian ia dapat merubah-rubah bentuk besi itu tanpa memerlukan api atau peralatan apapun. Dari besi itu, ia dapat membuat baju besi yang dikokohkan dengan tenunan dari bulatan-bulatan rantai yang saling menjalin secara berkesinambungan. Jenis baju ini membuat pemakainya lebih bebas bergerak, karena tidak kaku seperti baju besi biasa yang dibuat dari besi lembaran.
Tentang mukjizatnya ini disebutkan dalam surat Saba’: 10 dan Al-Anbiyâ’: 80.

Nabi Daud juga dikaruniai suara yang sangat merdu sekali. Kitab Zabur yang diturunkan kepadanya selain berisi pelajaran dan peringatan, juga berisi nyanyian puji-pujian kepada Tuhan. Nyanyian ini sering juga disebut dengan Mazmur.

Nabi Daud membagi hari-harinya menjadi 4 bagian. Sehari untuk beribadah, sehari ia menjadi hakim, sehari untuk memberikan pengajaran, dan sehari lagi untuk kepentingan pribadi. Ia juga suka berpuasa. Ia melakukan puasa dua hari sekali, sehari berpuasa, sehari lagi tidak.
Peringatan Allah pada Nabi Daud AS

Para nabi adalah manusia yang menjadi contoh teladan umat. Jika ia melakukan kesalahan, maka Allah segera memperingatkannya untuk meluruskan kesalahannya itu. Demikian pula halnya dengan Nabi Daud. Ia memiliki istri 99 orang. Ketika itu memang tidak ada pembatasan jumlah istri yang boleh dimiliki oleh seorang lelaki. Seorang lelaki biasa untuk memiliki banyak istri, terlebih lagi bagi seorang raja. Nabi Daud ingin menggenapkan istrinya menjadi 100 orang.

Pada suatu hari, datanglah dua orang lelaki mengadu kepada Nabi Daud. Seorang di antara mereka berkata, “Saudaraku ini memiliki kambing 99 ekor, sedang aku hanya memiliki seekor, tetapi ia menuntut dan mendesakku agar menyerahkan kambingku yang seekor itu kepadanya, supaya jumlah kambingnya menjadi genap 100 ekor. Ia membawa berbagai alasan yang tak bisa kubantah karena aku tak pandai berdebat.”
Daud lalu bertanya pada lelaki yang satu lagi, “Benarkah ucapan saudaramu itu?”
“Benar,” jawab lelaki itu.
Berkatalah Daud dengan marah, “Jika demikian halnya, maka saudaramu telah berbuat zalim. Aku tidak akan membiarkanmu meneruskan perbuatanmu yang semena-mena itu atau engkau akan mendapat hukuman pukulan pada wajah dan hidungmu!”
“Hai Daud!” kata lelaki itu, “Sebenarnya engkaulah yang pantas mendapat hukuman yang kau ancamkan kepadaku itu. Bukankah engkau telah mempunyai 99 istri? Tetapi mengapa kau masih menyunting lagi seorang gadis yang sudah bertunangan dengan pemuda yang menjadi tentaramu sendiri? Padahal pemuda itu sangat setia dan berbakti kepadamu.”

Nabi Daud tercengang mendengar ucapan yang tegas dan berani dari lelaki itu. Ia berpikir keras, siapakah sesungguhnya kedua orang ini? Tetapi tiba-tiba kedua pria itu sudah hilang lenyap dari pandangannya. Tahulah Nabi Daud bahwa ia telah diperingatkan Allah melalui malaikat-Nya. Ia segera bertaubat memohon ampun kepada Allah, dan Allah menerima taubatnya.
Pelanggaran terhadap Hari Sabath

Suatu ketika rakyat Nabi Daud AS bersepakat untuk melanggar ketentuan yang menyatakan hari Sabtu (Sabath) sebagai hari besar untuk Bani Israil, sebagaimana yang telah diajarkan oleh Nabi Musa AS. Hari Sabat dikhususkan untuk melakukan ibadah kepada Allah SWT, menyucikan hati dan pikiran dengan berzikir dan bersyukur atas segala nikmat yang telah diberikan-Nya, serta memperbanyak amal dan diharamkan melakukan kesibukan-kesibukan yang bersifat duniawi.

Penduduk desa Ailat di tepi Laut Merah juga mematuhi perintah itu. Pada hari Sabtu mereka tidak menangkap ikan, tetapi pada hari Sabtu itu justru ikan-ikan di laut banyak menampakkan diri. Akhirnya penduduk Ailat tidak dapat menahan diri untuk melanggar larangan hari Sabtu itu. Hari Sabtu mereka gunakan untuk mengumpulkan ikan.

Azab Allah SWT pun turun kepada mereka. Wajah mereka diubah menjadi wajah yang amat buruk, kemudian terjadi gempa bumi yang dahsyat. Kisah ini diriwayatkan dalam surat Al-A’râf: 163-166.
Asal-usul Baitul Maqdis

Pada suatu hari, berjangkitlah penyakit kolera di wilayah kerajaan yang dikuasai Nabi Daud AS. Banyak rakyat yang mati karena penyakit ini. Nabi Daud kemudian berdoa kepada Allah agar menghilangkan wabah ini, maka hilanglah penyakit itu.
Untuk menunjukkan rasa syukurnya kepada Allah, maka Nabi Daud mengajak putranya, Sulaiman, untuk membangun tempat suci, yaitu Baitul Maqdis, yang sekarang kita kenal sebagai Masjidil Aqsha di Yerusalem, Palestina. Tempat inilah yang menjadi kiblat pertama umat Islam sebelum beralih ke Ka’bah.
Read More..

Kisah Nabi Harun As


Harun AS

Nabi Harus AS diutus oleh Allah SWT untuk membantu tugas kerasulan Nabi Musa AS. Dalam berbicara, ia lebih cakap daripada Nabi Musa AS. Ketika Nabi Musa AS pergi ke Bukit Sina untuk menerima wahyu, umatnya dititipkan kepada Nabi Harus AS. Namun setelah Nabi Musa AS kembali, ia mendapati mereka telah menyembah patung anak sapi. Melihat itu, Musa sangat marah dan bersedih hati. Dalam Al Qur’an diceritakan:

Dan tatkala Musa telah kembali kepada kaumnya dengan marah dan sedih hati berkatalah dia: Alangkah buruknya perbuatan yang kamu kerjakan sesudah kepergianku! Apakah kamu hendak mendahului janji Rabbmu? Dan Musa melemparkan luh-luh (Taurat) itu dan memegang (rambut) kepala saudaranya (Harun) sambil menariknya ke arahnya. Harun berkata: Hai anak ibuku, sesungguhnya kaum ini telah menganggapku lemah dan hampir-hampir mereka mau membunuhku, sebab itu janganlah kamu menjadikan musuh-musuh gembira melihatku, dan janganlah kamu masukkan aku ke dalam golongan orang-orang yang zalim. (QS Al-A’râf: 150)

Akhirnya Musa pun sadar, ia lalu berdoa kepada Allah SWT seperti tersebut dalam Al Qur’an:

Musa berdoa: Ya Rabbku, ampunilah aku dan saudaraku dan masukkanlah kami ke dalam rahmat Engkau, dan Engkau adalah Maha Penyayang di antara para penyayang. (QS Al-A’râf: 151)

Nabi Harun AS wafat sebelum Nabi Musa AS. Ia dikuburkan oleh Nabi Musa AS di Bukit Hur di Gurun Sinai.
Read More..

Kisah Nabi Musa As

Kisah Nabi Musa AS
Nabi Musa AS diutus untuk berdakwah di negeri Mesir, dan mengajak Bani Israil menyembah Allah SWT. Musa dan Harun adalah keturunan ke-4 dari Nabi Ya’qub AS yang tinggal di Mesir sejak Nabi Yusuf berkuasa disana. Mesir saat itu dikuasai oleh Fir’aun. Penduduknya terdiri dari 2 bangsa, yaitu penduduk asli Mesir yang disebut sebagai orang Qubti, dan orang Israil, yaitu keturunan Nabi Ya’qub AS. Kebanyakan orang Qubti menduduki jabatan-jabatan tinggi, sedang orang Israil hanya berkedudukan rendah, seperti buruh, pelayan dan pesuruh.
Firaun memerintah dengan tangan besi. Ia diktator bengis yang tidak berperi kemanusiaan. Mabuk dan rakus kekuasaan, sampai-sampai ia berani menyebut dirinya sebagai Tuhan.
Kekejaman Fir’aun membunuh bayi laki-laki
Suatu ketika, Fir’aun bermimpi, yang oleh dukun peramalnya mimpi itu diartikan dengan akan lahirnya seorang bayi laki-laki dari Bani Israil yang akan merampas kekuasaan raja. Seketika itu Fir’aun menginstruksikan seluruh pasukannya untuk membunuh setiap bayi laki-laki yang lahir.
Ibu Musa, Yukabad, istri Imron bin Qahat bin Lewi bin Ya’qub AS, merasa sangat gelisah karena begitu ketatnya penyelidikan para petugas. Suatu ketika ibu Musa mendapat petunjuk melalui mimpinya agar anaknya yang berusia 3 bulan dimasukkan ke dalam kotak lalu dihanyutkan ke sungai Nil. Allah SWT menjamin bahwa bayinya pasti akan selamat, bahkan Yukabad kelak tetap akan dapat merawatnya.
Isyarat itu dilaksanakan dengan penuh ketabahan dan tawakal. Kakak Musa diperintahkan untuk mengikuti kemana peti itu hanyut dan di tangan siapakah Musa nanti ditemukan. Kotak yang berisi bayi itu tiba-tiba tersangkut di pohon dan berhenti di belakang rumah Fir’aun. Puteri Fir’aun menemukan peti tsb, dan ia adalah seorang yang berpenyakit belang. Ketika menyentuh Musa, mendadak penyakitnya sembuh. Dengan perasaan gembira ia membawa peti itu kepada Asiah, istri Fir’aun, dan memberitahu apa yang telah terjadi. Asiah mengambil bayi itu dan berniat untuk memeliharanya.
Asiah adalah seorang yang beriman kepada Allah SWT. Namun lantaran takut oleh kekejaman Fir’aun, ia menyembunyikan keimanannya. Ketika itu Fir’aun mendengar adanya wanita cantik bernama Asiah, dan ia pun menikahinya. Namun tatkala ia hendak menggauli istrinya itu, seluruh badannya tiba-tiba menjadi kaku sehingga ia pun tidak bisa mendekatinya, hanya bisa memandangnya.
Fir’aun merasa curiga terhadap bayi yang ditemukan istrinya, tetapi Asiah tetap bersikeras untuk memeliharanya karena ia sudah lama mendambakan anak. Bayi itu oleh Asiah diberi nama Musa, yang artinya air dan pohon (mu = air, sa = pohon).
Di antara sejumlah inang pengasuh pilihan Asiah, bayi Musa hanya mau menyusu pada Yukabad, sehingga Asiah akhirnya menerima Yukabad sebagai inang pengasuh Musa. Dengan demikian janji Allah SWT bahwa Yukabad tetap akan mendapatkan kembali bayinya terpenuhi.
Kisah ini dapat ditemui dalam surat Al-Qasas: 4-13.
Musa meninggalkan Mesir
Setelah selesai masa penyusuan bersama ibunya, Musa dikembalikan lagi ke istana Fir’aun. Ia dipelihara sebagaimana anak-anak raja yang lain. Berpakaian seperti Fir’aun, mengendarai kendaraan Fir’aun, sehingga ia dikenal sebagai Pangeran Musa bin Fir’aun.

Walaupun dididik dalam tradisi istana, sejak kecil Musa memahami bahwa ia bukan anak Fir’aun melainkan keturunan Bani Israil yang tertindas. Karena prihatin terhadap nasib rakyat yang dianiaya oleh keluarga raja dan para pembesar kerajaan, Musa bertekad untuk membela kaumnya yang lemah.
Suatu saat tindakan Musa membela seorang anggota kaumnya yang berkelahi melawan seorang dari golongan Fir’aun menyebabkan yang terakhir ini tewas. Seorang saksi yang melihat kejadian itu lalu melaporkan pada Fir’aun. Mengetahui bahwa Musa membela orang Israil, Fir’aun segera memerintahkan orang untuk menangkap Musa. Akhirnya Musa melarikan diri dan memutuskan untuk meninggalkan Mesir. Ia bertaubat dan memohon ampun kepada Allah. Saat itu ia berusia 18 tahun.
Kisah ini terdapat dalam surat Al-Qasas: 14-21.
Musa pergi ke Madyan, kota tempat tinggal Nabi Syu’aib AS. Dari Mesir ke Madyan harus ditempuh berjalan kaki selama 8 hari. Karena kelelahan dan merasa lapar, Musa beristirahat di bawah pepohonan. Tak jauh dari tempatnya beristirahat, ia melihat dua orang gadis berusaha berebut untuk mendapatkan air di sumur guna memberi minum ternak yang mereka gembalakan. Kedua gadis itu berebutan dengan sekelompok pria-pria kasar yang tampak tidak mau mengalah.
Melihat itu, Musa segera bergerak menolong kedua gadis tsb. Laki-laki kasar tadi mencoba melawan Musa, tapi Musa dapat mengalahkan mereka.
Musa menikah
Kedua gadis ini tak lain adalah putri-putri Nabi Syu’aib AS. Mereka lalu melaporkan kejadian yang telah dialami bersama Musa kepada ayah mereka. Syu’aib lalu menyuruh kedua putrinya untuk mengundang Musa datang ke rumah mereka.
Musa memenuhi undangan itu. Keluarga Syu’aib sangat senang melihat Musa. Sikapnya sopan dan tampak sekali ia seorang pemuda bermartabat dari kalangan bangsawan. Kepada Syu’aib, Musa menceritakan peristiwa pembunuhan yang telah dilakukannya, yang menyebabkan ia terusir dari Mesir. Syu’aib menyarankan agar ia tetap tinggal di rumahnya agar terhindar dari kejaran orang-orang Fir’aun.
Syu’aib bermaksud menikahkan Musa dengan salah seorang putrinya. Sebagai syarat mas kawin, Musa diminta bekerja menggembalakan ternak-ternak milik Nabi Syu’aib selama 8 tahun. Musa menyanggupi syarat tsb, bahkan ia menggenapkan masa kerjanya menjadi 10 tahun. Ia menjalani pekerjaannya dengan sabar. Selama itu, nampaklah oleh keluarga Syu’aib bahwa Musa adalah pemuda yang kuat, perkasa, jujur dan dapat diandalkan. Tak salah jika Nabi Syu’aib mengambilnya sebagai menantu.
Musa sangat bahagia hidup bersama istrinya. Nabi Syu’aib juga lega karena anaknya mendapat pelindung yang dapat dipercaya.
Kisah tentang hal ini terdapat dalam surat Al-Qasas: 22-28.
Musa kembali ke Mesir
Sepuluh tahun setelah meninggalkan Mesir, Musa berniat kembali ke sana bersama istrinya. Musa sadar, tidak mustahil bahwa orang-orang Mesir masih akan mencarinya, oleh sebab itu ia dan istrinya tidak berani melalui jalan biasa melainkan memilih jalan memutar.
Sampai suatu malam, mereka tersesat tak tahu arah mana yang harus ditempuh untuk meneruskan perjalanan ke Mesir. Saat itulah Musa melihat ada cahaya api terang benderang di atas sebuah bukit. Musa berkata kepada istrinya, “Tunggu disini, aku akan mengambil api itu untuk menerangi jalan kita.”
Tatkala Musa menghampiri api tsb, tiba-tiba terdengar suara menyeru, “Hai Musa! Aku ini adalah Tuhanmu, maka tanggalkanlah kedua terompahmu. Sesungguhnya kamu berada di lembah suci Thuwa. Dan aku telah memilih kamu, maka dengarkanlah apa yang akan diwahyukan kepadamu. Sesungguhnya Aku ini adalah Allah. Tiada Tuhan selain Aku, maka sembahlah Aku, dan dirikanlah sholat untuk mengingat Aku.”
Inilah wahyu pertama yang diterima langsung oleh Nabi Musa AS. Dengan diterimanya wahyu ini, maka Musa telah diangkat sebagai Nabi dan Rasul. Sebagai rasul, Allah SWT memberinya mukjizat berupa tongkat yang bisa berubah menjadi ular dan tangannya yang dapat bersinar putih cemerlang setelah dikepitkan di ketiaknya.
Kisah ini dapat dilihat pada surat Tâhâ: 9-23.
Allah SWT memerintahkan Nabi Musa AS untuk berdakwah kepada Fir’aun. Musa masih merasa takut karena dulu ia pernah membunuh orang Mesir, namun Allah menjanjikan perlindungan untuknya, maka tentramlah hatinya. Untuk lebih memantapkan dakwahnya, Musa memohon kepada Allah agar ia ditemani oleh Harun, saudaranya, karena Harun amat cakap dalam berbicara dan berdebat. Permintaan Musa dikabulkan. Harun yang masih berada di Mesir digerakkan hatinya oleh Allah sehingga ia berjalan menemui Musa.
Hal tsb dinyatakan dalam surat Al-Qasas: 32-35 dan surat Tâhâ: 42-47.
Akhirnya bersama-sama Harun, Musa menghadap Fir’aun. Ia mengadakan dialog dengan Fir’aun tentang Tuhan. Namun Fir’aun menanggapinya dengan sinis dan mengejek Musa tak tahu diri. Dulu ia diasuh dan dibesarkan di istana Mesir, tapi kini ia malah berbalik menentang Fir’aun. Musa menjawab bahwa semua itu terjadi disebabkan karena ulah Fir’aun sendiri. Seandainya Fir’aun tidak memerintahkan membunuh bayi laki-laki, tidak mungkin ia dihanyutkan di sungai Nil sampai akhirnya ditemukan dan diangkat anak oleh istri Fir’aun. Musa tidak merasa berhutang budi pada Fir’aun.
Musa mengatakan bahwa sesungguhnya Fir’aun bukanlah Tuhan. Ada Tuhan lain yang berhak disembah, Tuhan nenek moyang mereka, Tuhan seluruh alam semesta. Fir’aun sangat murka dan meminta Musa untuk menunjukkan tanda-tanda kebesaran Tuhan.
Keberhasilan Musa melawan ahli-ahli sihir Fir’aun
Di depan masyarakat luas, Nabi Musa AS dapat menunjukkan mukjizatnya menghadapi ahli-ahli sihir Fir’aun. Musa mempersilakan ahli-ahli sihir Fir’aun untuk mempertunjukkan kebolehan mereka lebih dulu. Mereka lalu melemparkan tali dan tongkat-tongkatnya. Tak lama kemudian tali-tali dan tongkat-tongkat itu berubah menjadi ular yang ribuan ekor banyaknya. Fir’aun tertawa bangga menyaksikan kebolehan para ahli sihirnya. Masyarakat yang hadir disana juga terkagum-kagum.
Dengan tenang Musa melemparkan tongkatnya, tongkat itu segera berubah menjadi ular yang sangat besar dan langsung melahap ular-ular para ahli sihir Fir’aun. Dalam waktu singkat, ular-ular itu habis ditelan oleh ular Nabi Musa.
Para ahli sihir itu terbelalak heran. Apa yang diperlihatkan Musa bukanlah seperti sihir yang mereka pelajari dari syaitan. Sadar akan hal itu, para ahli sihir tsb berlutut kepada Musa, dan menyatakan diri sebagai pengikut ajaran yang dibawanya. Mereka bertaubat dan hanya akan menyembah Allah saja.
Kisah ini dijelaskan dalam surat Asy-Syu’arâ’: 18-51
Fir’aun sangat murka melihat pembelotan para ahli sihir yang telah bertaubat itu. Ia mengancam akan menyiksa mereka dengan siksaan yang sangat kejam, namun para ahli sihir itu tetap memilih menjadi pengikut Musa. Akhirnya Fir’aun memerintahkan untuk memotong tangan dan kaki mereka, serta menyalib mereka di batang pohon kurma. Mereka pun menerimanya dengan sabar dan tetap beriman kepada Allah. Jumlah mereka saat itu 70 orang.
Azab bagi Fir’aun dan pengikutnya

Kejengkelan Fir’aun memuncak setelah Nabi Musa AS memperoleh pengikut yang lebih banyak. Fir’aun menjadi semakin kejam terhadap Bani Israil. Nabi Musa AS senantiasa menyuruh kaumnya untuk bersabar menghadapi kesewenang-wenangan Fir’aun. Fir’aun pun tak henti-hentinya mengejek dan menghina Musa.
Karena semakin lama tindakan Fir’aun makin merajalela, Nabi Musa AS berdoa kepada Allah SWT agar Fir’aun dan pengikutnya diberi azab. Allah SWT mengabulkan doa Musa. Kerajaan Fir’aun dilanda krisis keuangan. Selain itu wilayah Mesir dilanda kemarau panjang. Banyak panen yang gagal, tanaman dan pepohonan banyak yang mati, disusul badai topan yang merobohkan rumah-rumah mereka. Jutaan belalang berdatangan menyerbu hewan dan perkebunan, juga kutu dan katak. Setelah kemarau, muncul banjir besar. Akibat banjir itu kemudian juga muncul wabah penyakit. Anak laki-laki bangsa Mesir mendadak mati, tak terkecuali anak-anak Fir’aun sendiri, termasuk putra mahkota.
Pengikut Fir’aun mendatangi Nabi Musa AS untuk memohon agar azab itu dicabut dari mereka dengan janji mereka akan beriman. Namun ketika Allah SWT mengabulkan permintaan itu, mereka ingkar terhadap janjinya.
Riwayat ini terdapat dalam surat Al-Mu’minûn: 26, Az-Zukhruf: 51-54, Yûnus: 88-89, dan Al-A’râf: 130-135.
Peristiwa Laut Merah terbelah
Bani Israil yang makin menderita karena ulah Fir’aun dan pengikutnya meminta Nabi Musa AS untuk membawa mereka keluar dari Mesir. Setelah mendapat wahyu dari Allah agar mengajak kaumnya pergi meninggalkan Mesir, Musa lalu membawa kaumnya ke Baitulmakdis. Mereka pergi secara diam-diam di malam hari. Ketika sampai di tepi Laut Merah, mereka baru menyadari bahwa tentara Fir’aun mengejar mereka. Para pengikut Musa sangat panik karena tidak bisa lari kemana pun. Saat itulah turun wahyu agar Musa memukulkan tongkatnya ke laut. Laut pun membelah hingga terbentang jalan bagi Musa dan pengikutnya untuk menyeberang. Fir’aun dan tentaranya mengejar rombongan itu, namun ketika Musa dan pengikutnya telah sampai di tepi sementara Fir’aun dan tentaranya masih di tengah laut, atas perintah Allah laut pun kembali menutup hingga Fir’aun dan pasukannya tenggelam.
Di saat-saat terakhir menjelang kematiannya, Fir’aun sempat bertaubat dan menyatakan diri beriman kepada Allah. Namun taubat menjelang ajal yang dilakukan oleh Fir’aun itu sudah terlambat dan tidak lagi diterima oleh Allah, sehingga matilah ia dalam keadaan tetap kafir.
Kisah tentang ini terdapat dalam surat Tâhâ: 77-79, Asy-Syu’arâ: 60-68, dan Yûnus: 90-92.
Ternyata, mayat Fir’aun tetap utuh sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an surat Yûnus: 92, sebagai tanda bagi umat yang kemudian. Ini telah terbukti dengan diketemukannya mummi Fir’aun (Pharaoh) di Mesir pada abad ke-20 M.
Karunia bagi Bani Israil
Dalam perjalanan ke Mesir, Bani Israil sangat manja. Saat mereka haus, Musa memukulkan tongkatnya ke batu. Dari batu tsb, memancarlah 12 mata air, sesuai dengan jumlah suku (sibith) Bani Israil, sehingga masing-masing suku memiliki mata air sendiri.
Di Gurun Sinai yang panas terik, tak ada rumah untuk dihuni, tak ada pohon untuk berteduh, maka Allah menaungi mereka dengan awan.
Ketika bekal makanan dan minuman mereka habis, mereka pun meminta Musa memohon pada Allah SWT agar diberikan makanan dan minuman, maka Allah menurunkan kepada mereka Manna dan Salwa. Manna adalah makanan yang turun dari udara seperti turunnya embun, turun di atas batu dan daun pohon. Rasanya manis seperti madu. Sedang Salwa adalah sejenis burung puyuh yang datang berbondong-bondong silih berganti sampai-sampai hampir menutupi bumi lantaran banyaknya.
Mendapat karunia dan rezki yang demikian melimpahnya dari Allah, Bani Israil bukannya bersyukur, malah mereka meminta makanan dari jenis yang lain lagi. Disinilah mulai terlihat betapa Bani Israil itu sangat kufur terhadap nikmat Allah.
Berbagai tuntutan dan permintaan dari Bani Israil ini diceritakan dalam surat Al-A’râf: 160 dan Al-Baqarah: 61.
Turunnya kitab Taurat
Setelah persoalan dengan Fir’aun selesai, Nabi Musa AS memohon untuk diberikan kitab suci sebagai pedoman. Allah SWT lalu memerintahkan Nabi Musa AS untuk berpuasa selama 30 hari dan pergi berkhalwat ke Bukit Thur Al-Aiman atau Thursina. Sebelum pergi, Musa meminta Harun menjadi wakilnya untuk mengurus kaumnya.          
Setelah berpuasa selama 30 hari, Allah memerintahkannya berpuasa 10 hari lagi untuk menggenapkan ibadahnya menjadi 40 hari. Setelah itu Allah berbicara kepadanya dengan Kalam-Nya yang Azali, sehingga Musa pun memiliki keistimewaan yang tidak dimiliki oleh manusia lain.
Dalam kesempatan bermunajat di Bukit Thursina ini, timbul kerinduan Musa untuk bertemu Allah SWT. Ia pun meminta agar Allah SWT mengizinkan dirinya untuk melihat Zat-Nya. Allah SWT mengatakan bahwa ia telah meminta sesuatu yang diluar kesanggupannya. Allah SWT kemudian menyuruh Musa untuk melihat ke sebuah bukit. Allah akan menampakkan wujudnya kepada bukit itu. Jika bukit itu tetap tegak berdiri, maka Musa dapat melihat-Nya, namun jika bukit yang lebih besar darinya itu tak mampu bertahan, maka lebih-lebih lagi dirinya. Ketika Musa mengarahkan pandangan ke bukit tsb, seketika itu juga bukit itu hancur luluh. Melihat itu Musa merasa terkejut dan ngeri, ia pun jatuh pingsan.
Setelah sadar, ia bertasbih dan bertahmid seraya memohon ampun kepada Allah SWT atas kelancangannya. Selanjutnya, Allah SWT memberikan kitab Taurat sebagai kitab suci yang berupa kepingan-kepingan batu. Di dalamnya tertulis pedoman hidup dan penuntun beribadah kepada Allah SWT.
Kisah munajat Nabi Musa AS di Bukit Thursina ini diceritakan dalam surat Al-A’râf: 142-145.
Patung anak sapi
Sepeninggal Nabi Musa AS, Bani Israil dihasut oleh seorang munafik bernama Samiri. Karena keyakinan tauhid mereka yang memang belum terlalu tebal, dengan mudah mereka termakan hasutan Samiri. Bani Israil membuat patung anak sapi yang disembah sebagai tuhan mereka.
Sebelum pergi ke bukit Thursina, Musa berkata kepada kaumnya bahwa ia akan meninggalkan mereka tidak lebih dari 30 hari. Ketika Allah memerintahkannya untuk menambah ibadahnya 10 hari lagi sehingga bertambah lama kepergiannya, maka mereka menganggapnya telah melupakannya. Samiri mengatakan kepada Bani Israil bahwa keterlambatan Musa ini disebabkan karena mereka telah membuat marah Tuhan dengan mengambil perhiasan-perhiasan dari kuburan orang-orang Mesir. Maka untuk meminta ampun kepada Tuhan dan agar Musa mau kembali pada mereka, mereka harus melemparkan perhiasan-perhiasan tsb ke dalam api.
Mereka pun percaya dengan hasutan Samiri. Para wanita-wanita Bani Israil lalu melemparkan perhiasan-perhiasan emas mereka ke dalam api. Dari emas yang terkumpul itu Samiri lalu membuat patung anak sapi. Dengan teknik khusus, ia membuat angin bisa masuk dan menimbulkan suara dari mulut patung itu sehingga seolah-olah patung itu dapat berbicara. Kemudian Samiri menyuruh Bani Israil untuk menyembahnya.

Nabi Harun AS tidak berdaya menghadapi kaumnya yang kembali murtad itu. Ketika Nabi Musa AS kembali, ia sangat marah dan bersedih hati melihat perilaku kaumnya. Mula-mula ia pun marah kepada Harun yang dianggapnya tidak bisa menjaga kaumnya dengan baik, namun setelah mendengar penjelasan dari Harun, ia pun tenang kembali. Ia mengusir Samiri dan menjelaskan pada kaumnya tentang perbuatan mereka yang salah. Sebagai hukuman, Samiri diberi kutukan oleh Allah, jika ia disentuh atau menyentuh manusia, maka badannya akan menjadi panas demam. Itulah azab Samiri di dunia, seumur hidupnya ia tidak bisa berhubungan dengan siapa pun.
Setelah Samiri pergi, Musa membakar patung anak sapi sembahan Bani Israil dan membuang abunya ke laut. Allah SWT kemudian memerintahkan Musa AS agar membawa sekelompok kaumnya untuk memohon ampun atas dosa mereka menyembah patung anak sapi. Musa mengajak 70 orang terpilih dari Bani Israil ke Bukit Thursina. Setelah mereka berpuasa menyucikan diri, muncullah awan tebal di bukit itu. Nabi Musa AS dan rombongannya memasuki awan gelap itu dan bersujud. Ketika bersujud, 70 orang itu mendengar percakapan antara Nabi Musa AS dengan Allah SWT. Timbul keinginan mereka untuk melihat Zat Allah. Bahkan mereka menyatakan tidak akan beriman sebelum melihat-Nya. Seketika itu pula tubuh mereka tersambar halilintar hingga mereka pun tewas.
Nabi Musa AS memohon agar kaumnya diampuni dan dihidupkan kembali. Maka Allah SWT pun membangkitkan kembali 70 orang pengikut Musa itu. Musa lalu menyuruh mereka bersumpah untuk berpegang teguh pada kitab Taurat sebagai pedoman hidup, dan beriman kepada Allah SWT.
Cerita ini terdapat dalam Al Qur’an surat Al-A’râf: 149-155 dan Al-Baqarah: 55, 56, 63, 64.
Sapi Betina (Al Baqarah)
Suatu hari terjadi peristiwa pembunuhan di antara kaum Nabi Musa. Untuk mengetahui siapa pembunuh orang tsb, atas petunjuk Allah SWT, Musa memerintahkan kaumnya untuk mencari seekor sapi betina. Dengan lidah sapi itu nantinya mayat yang terbunuh akan dipukul dan akan hidup lagi atas kehendak dan izin dari Allah SWT.
Kaum Bani Israil sebenarnya enggan melaksanakan perintah ini, karenanya mereka sangat cerewet dan banyak bertanya dengan harapan supaya Allah SWT akhirnya membatalkannya, sebagaimana dikisahkan dalam Al Qur’an surat Al-Baqarah: 67-71.
Dan (ingatlah), ketika Musa berkata kepada kaumnya: Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyembelih seekor sapi betina. Mereka berkata: Apakah kamu hendak menjadikan kami buah ejekan? Musa menjawab: Aku berlindung kepada Allah agar tidak menjadi salah seorang dari orang-orang yang jahil. (QS. 2:67)
Mereka menjawab: Mohonkanlah kepada Rabb-mu untuk kami, agar dia menerangkan kepada kami, sapi betina apakah itu? Musa menjawab: Sesungguhnya Allah berfirman bahwa sapi betina itu adalah sapi yang tidak tua dan tidak muda, pertengahan antara itu. Maka kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu. (QS. 2:68)
Mereka berkata: Mohonkanlah kepada Rabb-mu untuk kami agar Dia menerangkan kepada kami apa warnanya. Musa menjawab: Sesungguhnya Allah berfirman bahwa sapi betina itu adalah sapi betina yang kuning, yang kuning tua warnanya, lagi menyenangkan orang-orang yang memandangnya. (QS. 2:69)
Mereka berkata: Mohonkanlah kepada Rabb-mu untuk kami agar Dia menerangkan kepada kami bagaimana hakikat sapi betina itu, karena sesungguhnya sapi itu (masih) samar bagi kami dan sesungguhnya kami insya Allah akan mendapat petunjuk (untuk memperoleh sapi itu). (QS. 2:70)
Musa berkata: Sesungguhnya Allah berfirman bahwa sapi betina itu adalah sapi betina yang belum pernah dipakai untuk membajak tanah dan tidak pula untuk mengairi tanaman, tidak bercacat, tidak ada belangnya. Mereka berkata: Sekarang barulah kamu menerangkan hakikat sapi betina yang sebenarnya. Kemudian mereka menyembelihnya dan hampir saja mereka tidak melaksanakan perintah itu. (QS. 2:71)
Nama surat Al-Baqarah yang berarti sapi betina diambil karena dalam surat ini terdapat kisah penyembelihan sapi betina.
Dapat dilihat pada ayat-ayat tsb bahwa sikap Bani Israil yang cerewet justru telah menyulitkan mereka sendiri. Seandainya ketika diperintahkan pertama kali mereka langsung melaksanakannya, tentulah mereka tidak akan repot, tetapi mereka malah mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang rumit sehingga hampir saja mereka tidak dapat menemukan sapi sesuai ciri-ciri yang diterangkan oleh Musa.
Begitu sapi sudah diperoleh, mereka lalu menyembelihnya dan lidah sapi itu dipukulkan ke tubuh mayat orang yang terbunuh. Seketika itu ia menjadi hidup kembali dan menceritakan bahwa ia telah dibunuh oleh sepupunya sendiri.
Allah mengharamkan tanah Palestina bagi Bani Israil
Allah SWT memerintahkan Nabi Musa AS membawa kaumnya ke Palestina, tempat suci yang telah dijanjikan bagi Nabi Ibrahim AS sebagai tempat tinggal anak cucunya. Bani Israil yang telah mendapat berbagai karunia dari Allah SWT adalah kaum yang keras kepala dan tidak bersyukur.
Sebelum mengajak kaumnya berhijrah, Musa mengutus perintis jalan untuk menyelidiki tentang penduduk penghuni Palestina. Ketika kembali, para perintis jalan itu mengabarkan bahwa tanah suci tsb dihuni oleh suku Kana’an yang kuat-kuat, dan kota-kotanya memiliki benteng yang kokoh. Mengetahui hal itu, merasa gentarlah Bani Israil dan tidak mau mematuhi perintah Musa untuk menyerang. Mereka hanya mau kesana jika suku itu telah disingkirkan terlebih dahulu.
Nabi Musa AS sangat marah terhadap sikap kaumnya itu, karena sikap tsb mencerminkan bahwa mereka belum benar-benar beriman kepada Allah SWT, padahal Allah SWT telah berjanji bahwa dengan pertolongan-Nya mereka akan mampu mengalahkan suku Kana’an. Di antara Bani Israil itu, ada 2 orang bertakwa yang menasihati mereka agar masuk dari pintu kota supaya mereka bisa menang. Akan tetapi Bani Israil menolak nasihat itu dan melontarkan kepada Musa kalimat yang menunjukkan pembangkangan dan sifat pengecut, “Pergilah engkau bersama Tuhanmu dan berperanglah, sementara kami menunggu di sini.”
Habislah kesabaran Musa. Ia lalu memanjatkan doa agar Allah SWT memberikan putusan-Nya atas sikap kaumnya. Sebagai hukuman bagi Bani Israil yang menolak perintah Allah SWT, Allah SWT mengharamkan wilayah Palestina selama 40 tahun bagi mereka. Mereka akan tersesat, padahal tanah yang dijanjikan sudah ada di depan mata. Selama itu mereka akan berkeliaran di muka bumi tanpa memiliki tempat bermukim yang tetap.
Hal ini dikisahkan dalam surat Al-Maidah: 20-26.
Pertemuan Musa dengan orang saleh
Pada suatu kesempatan berkhutbah di hadapan kaumnya, Nabi Musa AS mengatakan bahwa dirinyalah yang paling pandai dan berpengetahuan. Allah SWT menegur sikapnya ini dan berfirman, “Sesungguhnya Aku mempunyai seorang hamba di tepi laut yang lebih pandai darimu.”
Berkatalah Musa, “Wahai Tuhanku, apa yang harus kuperbuat untuk bertemu dengannya?”
Allah berfirman, “Ambillah seekor ikan kecil dan letakkan di dalam keranjang. Dimanapun engkau kehilangan ikan itu, maka disitulah ia berada.”
Musa melaksanakan apa yang telah diperintahkan Allah kepadanya. Ia mengambil seekor ikan kecil, kemudian ia pergi dengan ditemani seorang sahayanya. Saat mereka tiba di pertemuan antara dua buah laut, mereka duduk sejenak untuk beristirahat. Tertidurlah mereka, sementara saat itu turun hujan sehingga ikan yang mereka bawa dapat melompat dan meluncur ke laut.
Sahaya Musa mengetahui hal ini, namun ia lupa memberitahukannya kepada Musa. Mereka terus melanjutkan perjalanan. Ketika mereka merasa lapar dan hendak makan, saat itulah sahaya Musa teringat akan ikan yang hilang itu, maka ia pun memberitahu Musa. Mendengar itu Musa sangat gembira. “Inilah yang kita cari. Mari kita kembali untuk mengikuti jejak dimana ikan itu hilang.”
Belum sampai di tempat yang dituju, Musa telah bertemu dengan orang yang dimaksud. Hamba Allah SWT yang saleh itu dikenal dengan nama Nabi Khidir AS. Nabi Musa AS yang ingin belajar dari hamba-Nya yang saleh itu meminta agar diizinkan mengikuti Nabi Khidir. Nabi Khidir menjawab bahwa ia tidak akan dapat sabar atas keikutsertaannya, karena ia akan melihat tindakan-tindakan yang bertentangan dengan syariatnya. Namun Musa berkata bahwa ia akan bersabar dan tidak akan menentang urusan Nabi Khidir. Akhirnya Nabi Khidir mengizinkan Musa untuk mengikutinya, namun dengan syarat bahwa Musa tidak boleh mempertanyakan tindakan-tindakan yang akan dilakukannya, karena pada akhirnya ia akan menceritakan rahasia di balik tindakan-tindakannya itu.
Pergilah Musa bersama Nabi Khidir menyusuri tepi laut. Tiba-tiba lewat di depan mereka sebuah kapal, maka keduanya meminta kepada penumpang-penumpangnya untuk mengangkut mereka. Mereka diizinkan menumpang, lalu keduanya pun naik ke kapal itu. Saat para penumpang lengah, Nabi Khidir melubangi dinding kapal yang terbuat dari kayu itu sedemikian rupa sehingga kerusakannya akan mudah untuk diperbaiki. Musa yang melihat kejadian ini merasa ngeri dan tanpa sadar ia lupa dengan perjanjiannya untuk tidak mengajukan pertanyaan apa pun, maka ia pun berkata, “Apakah engkau merusak kapal orang-orang yang telah menghormati kita? Engkau telah melakukan sesuatu yang tercela.”
Nabi Khidir mengingatkan kepada Musa akan perjanjian mereka, maka sadarlah Musa, ia meminta supaya jangan dihukum atas kelupaannya ini. Keduanya lalu meneruskan perjalanan dan bertemu dengan seorang anak yang sedang bermain bersama kawan-kawannya. Nabi Khidir lalu membujuk anak itu ikut dengannya dan membawanya ke tempat yang agak jauh dari teman-temannya, lalu ia membunuhnya. Panas hati Musa melihat perbuatan yang keji ini sehingga dengan marah ia berkata, “Apakah engkau membunuh jiwa yang suci bersih tanpa dosa? Engkau telah berbuat sesuatu yang mungkar.”
Nabi Khidir kembali mengingatkan Musa akan syarat yang berlaku antara keduanya. Musa menyesal atas ketidaksabarannya. Ia pun berkata, “Jika setelah ini aku bertanya lagi kepadamu, maka janganlah menemani aku, karena sudah cukup alasan bagiku untuk berpisah denganmu.”
Kemudian keduanya pun meneruskan perjalanan kembali. Saat merasa haus dan lapar, masuklah mereka ke sebuah desa. Mereka meminta kepada penghuninya supaya bersedia memberi mereka makan dan menjadikan mereka sebagai tamu, namun permintaan mereka ini ditolak dengan kasar oleh penghuni desa tsb.
Dalam perjalanan pulang, mereka mendapati sebuah dinding yang hampir roboh. Nabi Khidir lalu memperbaiki dinding yang roboh itu dan mendirikan bangunannya. Melihat ini, Musa tidak tahan lalu bertanya, “Apakah engkau mau membalas orang-orang yang telah mengusir kita dengan memperbaiki dinding rumah mereka? Andaikata engkau kehendaki, engkau bisa meminta upah atas pekerjaanmu untuk membeli makanan.”
Dengan timbulnya pertanyaan Musa ini, maka berpisahlah ia dengan Nabi Khidir. Namun sebelum berpisah, Nabi Khidir menjelaskan rahasia-rahasia perbuatannya. Ia berkata, “Mengenai kapal yang aku lubangi dindingnya, itu adalah kepunyaan beberapa orang miskin yang tidak punya harta selain itu, dan aku mengetahui bahwa ada seorang raja yang suka merampas setiap kapal yang baik dari pemiliknya. Sebab itu aku merusaknya sedikit supaya nantinya mudah diperbaiki lagi, dan bila raja melihatnya ia pun menduga kapal itu adalah kapal yang buruk sehingga ia akan membiarkannya pada pemiliknya dan selamatlah kapal itu pada mereka.

Mengenai anak kecil yang aku bunuh, ia adalah seorang anak yang menampakkan tanda-tanda kerusakan sejak kecil, sedang kedua orangtuanya adalah orang-orang yang beriman dan saleh. Aku khawatir rasa kasih sayang orangtua terhadap anaknya akan membuat mereka menyeleweng dari kesalehan mereka dan menjerumuskannya ke dalam kekafiran dan kesombongan, maka aku pun membunuhnya untuk menenangkan kedua orangtua yang beriman ini, dan anak yang jahat itu semoga akan diberi gantinya oleh Allah SWT dengan anak yang lebih baik dan lebih berbakti serta lebih sayang kepada kedua orangtuanya.
Adapun dinding rumah yang kudirikan, itu adalah milik dua anak yatim di kota itu yang di bawahnya terdapat harta terpendam kepunyaan mereka, dan ayah mereka adalah seorang yang saleh. Maka Tuhanmu yang Maha Pemurah ingin menjaga harta itu bagi mereka sampai mereka dewasa dan mengeluarkannya.
Semua yang kuperbuat itu bukanlah atas usahaku, melainkan itu adalah wahyu dari Allah SWT. Dan inilah penjelasan dari kejadian-kejadian yang mana engkau tidak bisa bersabar.”
Kisah pertemuan Nabi Musa AS dan Nabi Khidir AS ini terdapat dalam surat Al-Kahfi: 60-82.
Kisah Qarun dan hartanya
Tersebutlah seorang pengikut Nabi Musa AS yang sangat kaya, yang bernama Qarun. Meskipun sangat kaya, namun ia tidak mau menyedekahkan hartanya bagi fakir miskin. Nasihat-nasihat Nabi Musa AS tidak dipedulikannya, bahkan ia mengejek dan memfitnah Nabi Musa AS.
Guna memberi pelajaran pada Qarun dan memberi contoh pada kaumnya, Musa memanjatkan doa agar Allah SWT menurunkan azabnya pada diri hartawan itu. Allah SWT lalu memberi azab dengan menguburkan semua harta kekayaan beserta diri Qarun melalui bencana tanah longsor yang dahsyat.
Kisah Qarun dan hartanya ini terdapat dalam surat Al-Qasas: 76-82.
Larangan hari sabath
Sesuai dengan syariat dalam Taurat, Nabi Musa menentukan hari Sabtu sebagai hari untuk berkumpul dan beribadah. Pada hari itu kaum Bani Israil dilarang untuk melakukan usaha apa pun, termasuk berniaga dan mencari ikan. Namun pada hari Sabtu tsb justru ikan-ikan sangat banyak terlihat di laut.
Sesungguhnya ini merupakan kehendak Allah SWT untuk menguji keimanan dan ketaatan Bani Israil. Ternyata mereka tidak tahan dengan ujian ini dan melanggar larangan hari Sabath, oleh sebab itu Allah kemudian mengutuk sebagian mereka menjadi kera.
Hal ini disebutkan dalam surat Al-Baqarah: 65 dan Al-A’râf: 166.
Read More..

PS2 BMX XXX Cheats

Unlock ALL bikes:
Enter the password 65 SWEET RIDES at the cheat menu to unlock ALL bikes.

How to unlock ALL movies:
Enter the password CHAMPAGNE ROOM

How to unlock All Levels:
Enter the password XXX RATED CHEAT

Unlock Stage Select:
Enter the password MASS HYSTERIA at the cheat menu to unlock stage select

How to unlock Las Vegas FMV 2:
Enter the password TASSLE

How to unlock Las Vegas Level:
Enter the password SHOWMETHEMONEY

Unlock Itchi's bikes:
Enter the password ITCHI594 at the cheat menu to unlock Itchi's bikes.

Unlock Joyride's bikes:
Unlock Enter the password JOYRIDE18 at the cheat menu to unlock Joyride's bikes.

Unlock Amish Boy:
Enter the password ELECTRICITYBAD at the cheat menu to unlock Amish Boy.

Unlock Amish Boy's bikes:
Enter the password AMISHBOY1699 at the cheat menu to unlock Amish Boy's bikes.

Unlock Hellkitty's bikes:
Enter the password HELLKITTY487 at the cheat menu to unlock Hellkitty's bikes.

Unlock Karma's bikes:
Enter the password KARMA311 at the cheat menu to unlock Karma's bikes.

Unlock La'tey's bikes:
Enter the password LATEY411 at the cheat menu to unlock La'tey's bikes.

Unlock Nutter's bikes:
Enter the password NUTTER290 at the cheat menu to unlock Nutter's bikes.

Unlock Rave's bikes:
Enter the password RAVE10 at the cheat menu to unlock Rave's bikes.

Unlock Skeeter's bikes:
Enter the password SKEETER666 at the cheat menu to unlock Skeeter's bikes.

Unlock Manuel's bikes:
Enter the password MANUEL415 at the cheat menu to unlock Manuel's bikes.

Unlock Mika's bikes:
Unlock Enter the password MIKA362436 at the cheat menu to unlock Mika's bikes.

Unlock Tripledub's bikes:
Enter the password TRIPLEDUB922 at the cheat menu to unlock Tripledub's bikes.

Unlock Twan's bikes:
Enter the password TWAN187 at the cheat menu to unlock Twan's bikes.

Unlock Green skin mode:
Enter the password MAKEMEANGRY at the cheat menu to unlock the green skin in create a rider mode.

Unlock Happy bunny mode:
Enter the password FLUFFYBUNNY at the cheat menu.

Unlock Super crash mode:
Enter the password HEAVYPETTING at the cheat menu.

Unlock Night vision mode:
Enter the password 3RD SOG at the cheat menu.

Unlock Guided ghost rides: 
Enter the password GHOSTCONTROL at the cheat menu.

Unlock All gaps visible:
Enter the password PARABOLIC at the cheat menu to display all gaps with big orange parabolas.

Unlock Bonus FMV #1:
Enter the password THISISBMXX at the cheat menu

Unlock Bonus FMV:
Enter the password KEEPITDIRTY at the cheat menu

Unlock Dam FMV:
Enter the password Boing at the cheat menu

Unlock Launch Pad 69 FMV #1:
Enter the password IFLINGPOO at the cheat menu

Unlock Launch Pad 69 FMV #2:
Enter the password PEACH at the cheat menu

Unlock Bronx FMV #1:
Enter the password LAPDANCE at the cheat menu

Unlock Bronx FMV #2:
Enter the password STRIPTEASE at the cheat menu

Unlock Sheep Hill FMV #1:
Enter the password ONEDOLLAR at the cheat menu

Unlock Sheep hill FMV #2:
Enter the password 69 at the cheat menu

Unlock Syracuse FMV #1:
Enter the password FUZZYKITTY at the cheat menu

Unlock Syracuse FMV #2:
Enter the password MICHAELHUNT at the cheat menu

Unlock UGP Roots Jam FMV #2:
Enter the password BOOTYCALL at the cheat menu

Unlock Rampage Skatepark FMV #2:
Enter the password BURLESQUE at the cheat menu

Unlock FINAL FMV:
Enter the password DDUULRRLDRSQUARE at the cheat menu

Unlock rampage Level:
Enter the password IOWARULES at the cheat menu

Unlock Dam Level:
Enter the password THATDAMLEVEL at the cheat menu

Unlock Roots Level:
Enter the password UNDERGROUND at the cheat menu

Unknown Cheats:
Enter one of these at the cheat menu
BULLETPOINT
FUZZYKITTY
69
THONG
FREESAMPLE
Z AXIS
XXXINTRO
BOYBANDSSUCK
BAABAA
BRONXCHEER
I LOVE WOOD
ASSETS

Read More..